Jika kita mendengar pestisida maka yang ada dalam benak kita adalah racun pembunuh hama bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu tersebut. Namun penggunaan pestisida dalam dunia pertanian mulai di gaungkan untuk dikurangi bahkan harus dihentikan karena pestisida ternyata tidak hanya menjadi racun bagi hama namun bagi organisme lain sehingga dampaknya sangat mengkhawatirkan bagi keberlanjutan ekosistem dan lingkungan serta kesehatan manusia.
Efek Negatif Pestisida Bagi Kesehatan
- Gangguan Reproduksi
Gangguan hormon yang disebabkan pestisida dapat mengakibatkan penurunan produksi sperma. Selain itu wanita yang sering bersentuhan dengan pestisida juga cenderung kurang subur dan berisiko melahirkan secara prematur.
- Gangguan kehamilan dan perkembangan janin
Pestisida mengandung bahan kimia yang dapat merusak sistem saraf. Oleh karena itu ibu hamil disarankan untuk menghindari paparan pestisida, terutama pada trimester pertama kehamilan. Kenapa? Karena di tiga bulan pertama inilah sistem saraf janin berkembang pesat. Jika terpapar, risiko cacat pada janin, keguguran, dan komplikasi kehamilan akan meningkat.
- Penyakit Parkinson
Penelitian menunjukkan bahwa pestisida diduga mampu meningkatkan risiko terkena penyakit Parkinson. Semakin sering terpapar, semakin tinggi risikonya. Hal ini karena racun di dalam pestisida dapat merusak saraf tubuh, terlebih jika telah terpapar dalam jangka panjang.
Menurut Arief Budi Yulianti, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, Bandung, Jawa Barat, sayur dan buah yang terpapar pestisida secara berlebih akan memancing penyakit khususnya parkinson dalam tubuh.
Pestisida sendiri merupakan toksik yang akan berdampak pada kesehatan manusia. Terdapat zat aktif berbahaya yang akan memancing penyakit parkinson dalam tubuh. Parkinson merupakan penyakit neuro-degeneratif berupa kematian neuron di otak tengah bagian dari batang otak. Lebih mudahnya penyakit parkinson bisa dijelaskan sebagai penyakit yang merusak sistem syaraf. Hal ini telah diujikan kepada seekor tikus dan terbukti pestisida menyebabkan parkinson.
Parkinson memiliki gejala awal berupa tremor, kaku otot, lambat gerak, serta tubuh yang tidak stabil. Penderita penyakit ini akan merasa mudah sekali ingin terjatuh, kemudian disusul oleh gerakan tubuh di luar kendali. Sebuah data yaitu epidemiologi menyatakan bahwa penderita parkinson pada 2030 akan meningkat dua kali lipat dengan jumlah penderita terbanyak di Asia.
- Pubertas Dini pada anak laki laki
Bahan kimia pada pestisida diduga dapat meningkatkan
produksi hormon testosteron yang dapat menyebabkan pubertas dini pada anak laki-laki. Para peneliti di Purdue University menunjukkan bahwa pubertas dini pada anak laki-laki berisiko memicu perilaku kurang baik, yaitu penyalahgunaan obat-obatan.
Menurut penelitian tersebut, aktivitas testosteron yang berhubungan dengan otak
berkontribusi terhadap peningkatan risiko penggunaan zat, melebihi kematangan
dan tekanan sosial yang muncul di awal masa pubertas.
“Semakin cepat Anda mengonsumsi alkohol atau mencoba obat-obatan, semakin besar kemungkinan Anda akan terus mengembangkan kecanduan seumur hidup dan masalah dengan penggunaan narkoba,” kata Kristine Marceau, asisten profesor.
Dosis awal testosteron mempercepat perkembangan area tertentu di otak yang
meningkatkan perilaku mencari hadiah sebelum otak mengembangkan bagian-bagian yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan kontrol impuls.
Ketidakcocokan tersebut menempatkan anak laki-laki pada risiko terlibat dalam
penggunaan zat sebelum waktunya.
Memahami penyebab perilaku penggunaan zat dini yang meningkat pada remaja
diperlukan untuk mengembangkan strategi pencegahan yang melindungi untuk
menghindari masalah seumur hidup dengan kecanduan.
Setengah dari anak laki-laki dalam penelitian berasal dari keluarga dengan ayah
yang memiliki masalah dengan gangguan penggunaan zat, dimana angkat tersebut jauh lebih tinggi daripada populasi rata-rata.
Partisipan paling kecil berusia 11 tahun. Para peneliti mengikuti para partisipan dan melihat hubungan anak dengan penggunaan narkoba untuk sepuluh obat yang berbeda pada usia 16 tahun sampai usia 30 tahun. Perawat mengambil ukuran pengamatan tanda-tanda fisik pubertas dan konsentrasi hormon.
Testosteron dan waktu awal mengenal hal-hal tersebut serta perubahan pubertas
yang terlihat dan waktu anak laki-laki tumbuh diidentifikasi sebagai penyebab
perilaku perilaku substansi yang meningkat.
Temuan tersebut dipublikasikan dalam Journal of Child Development.Selain itu terkait dampak negatif pubertas dini adalah Diabetes. Penelitian dari University of Cambridge meninjau data soal pengaruh pubertas pada risiko diabetes. Data dari 500 ribu orang menunjukkan ada peningkatan risiko diabetes sampai 50 persen. Hal ini dikatakan peneliti berkaitan dengan paparan hormon reproduksi lebih awal yang mengganggu sistem kerja metabolisme tubuh.
- Kanker
Telah banyak penelitian yang mengaitkan pestisida dengan munculnya tumor dan meningkatnya risiko terkena kanker. Kanker ginjal, kulit, otak, limfoma ( kelenjar getah bening ), payudara, prostat, hati, paru-paru, dan leukimia, adalah beberapa jenis kanker yang mungkin bisa diakibatkan oleh paparan pestisida dalam jangka panjang. Para pekerja pertanian adalah yang paling rentan terhadap risiko ini.
- Residu Pestisida Menurunkan Fungsi Paru-paru
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Thorax menyebutkan bahwa kenaikan sepuluh kali konsentrasi pestisida jenis organofosfat dapat menurunkan fungsi paru-paru hingga delapan persen. Dampak ini hampir sama dengan dampak merokok secara konvensional
Jadi mengkonsumsi makanan bebas pestisida adalah jalan terbaik demi kesehatan kita.
Sayuran joweyfarm “NATURAL NON TOXIC, HEALTFULLY HEALING “
( dari berbagai sumber )